Pages

Tampilkan postingan dengan label PSMS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PSMS. Tampilkan semua postingan

Kamis, 14 Februari 2013

Gara-gara Panpel PSMS , Pemain PS Bangka naik Angkot , Angkotnya Mogok , Pemain dorong ,...

Ketua Umum (Ketum) PSMS Medan Indra Sakti meminta maaf atas ketidakyamanan terhadap tim PS Bangka. Permintaan maaf itu disampaikan saat mendatangi secara langsung ke Hotel Bunda tempat tim PS Bangka menginap, Rabu (13/2/2013).

"Makanya saya datang langsung ke sini (Hotel Bunda-red) untuk meminta maaf," kata Indra, Rabu kemarin.

Selain itu, sempat terjadi miss komunikasi dalam tubuh Panpel dan klub terkait masalah internal PSMS Medan tersebut. 

Sebelumnya, kesebelasan PS Bangka yang tiba di bandara Polonia Medan Selasa (12/2/2013) malam tak mendapatkan sambutan. Petugas yang diutus oleh tuan rumah PSMS, yang seharusnya mendampingi justru tak terlihat batang hidungnya. 

Pada saat kesebelasan PS Bangka akan berlatih di Stadion Lubuk Pakam usai ditunggu 2,5 jam bus yang disediakan panpel tak kunjung datang. Lantaran waktu terus beranjak hingga pukul 09.30 WIB, latihan pun dialihkan ke Lapangan Brigif Medan. Para pemain PS Bangka akhirnya menumpang angkot, yang sempat mogok lalu didorong beramai-ramai anak asuhan Lapril AS tersebut.(sf)

Senin, 11 Februari 2013

LAGi ! pemain PSMS makan nasi bungkus

PSMS Medan versi PT Liga Indonesia seharusnya kembali berlatih setelah memukul PS Bengkulu 4-1, Sabtu (9/2). Namun, di lapangan Kebun Bunga tidak ada aktivitas, Senin (11/2).

Pelatih PSMS Suimin Diharja terlihat hilir-mudik dari kamarnya ke kamar asisten, Suharto. Sementara Suharto hanya tidur di kamarnya. Dikonfirmasi, Suharto tidak bisa berkata banyak. "Memang tidak latihan," ujarnya dengan nada lesu.

Sementara, Sekretaris tim PSMS Medan versi PT LI Fityan Hamdy dengan nada bercanda mengatakan, PSMS tidak berlatih hingga pertandingan berikutnya lawan PS Bangka, Kamis (14/2) mendatang.

 Penjaga gawang PSMS, Herman Batak bahkan berceloteh di status Blackberry Messenger miliknya dengan menulis, "No Money, No Training" yang berarti tidak ada uang, tidak latihan.

Namun, berdasarkan pantauan di Stadion Kebun Bunga Medan, tidak ada aktivitas dilakukan. Termasuk petugas kantin PSMS Medan yang dipimpin Misnawati tidak terlihat menyiapkan makanan bagi pemain.

Bahkan, kejadian itu sudah terjadi sejak Jumat (8/2) lalu, kantin PSMS yang biasanya sibuk dengan aktivitas masak-memasak tidak terlihat melakukan pekerjaannya. Bahkan, salah seorang koki kantin PSMS, Neneng, mengatakan, pihaknya tidak memasak lantaran tidak ada biaya dari pengurus.

"Bagaimana mau masak? Uangnya tidak ada. Ibu haji (Misnawati) juga tidak datang ke mes. Mungkin lagi pusing memikirkan ini," kata Neneng.

Pemandangan miris terjadi satu hari jelang pertandingan (Jumat 8/2). Pemain yang biasanya hilir-mudik ke dapur PSMS Medan, harus makan nasi bungkus yang dibeli dari luar. Indra terlihat hadir, tapi tidak ada perubahan pada kehadirannya itu.

Indra Sakti Harahap yang berusaha dihubungi mengenai hal tersebut melalui pesawat telepon seluler miliknya, tidak berhasil dikonfirmasi karena nonaktif.

Miris, laga perdana yang digelar dengan hasil kemenangan, malah diawali dengan kondisi klub yang serba tidak jelas. Suka cita lantaran meraih tiga poin di laga perdana tidak dirayakan lantaran kondisi keuangan yang minim.

 Entah apa yang ada di pikiran Indra Sakti dalam mengelola klub yang dipimpinnya tersebut. Tanpa dana, dirinya tetap ngotot untuk terus maju sebagai ketua umum. Bahkan, anehnya lagi, uang hasil penjualan tiket pertandingan kepada suporter dikabarkan juga dikantongi olehnya, tanpa memberikan penjelasan kepada Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Pertandingan, Saryono.

 "Uang tiket suporter waktu diminta tidak ada. Suporter bilang, uangnya sudah diambil ketum (Indra Sakti)," ungkapnya.

 Masalah sebenarnya sudah mulai mendera PSMS Medan sejak lama. Kendati sudah membayar satu bulan gaji pemain namun dipotong beberapa persen, kondisi berbeda diterima pelatih. Bahkan, empat pelatih yakni Suimin Diharja, asisten pelatih Suharto, Colly Misrun dan pelatih penjaga gawang, Mardianto dikabarkan belum menerima sepeserpun dana dari Indra.

Tidak hanya itu, operasional kantin, panpel mulai dari mencetak tiket hingga oprasional lainnya, menggunakan dana dari Saryono dan manajer tim Sarwono. Tanpa dana dari Indra yang notabene merupakan penyandang dana klub satu-satunya, Saryono harus berutang dengan beberapa pihak seperti biaya keamanan, hotel tempat wasit menginap dan beberapa hal lainnya.

Demi menutup malu, beberapa ofisial harus merogoh kocek pribadinya untuk operasional. Namun, karena sudah terlampau banyak menanggung beban, akhirnya mereka pasrah dengan situasi yang terjadi.

"Jika di awal saja sudah begini, bagaimana dengan pertandingan-pertandingan selanjutnya?," ungkap salah seorang ofisial yang menolak namanya disebutkan.(dg)

Rabu, 23 Januari 2013

Uji Coba PSMS IPL vs Pro Duta Rusuh , Wasit Stop Pertandingan

Uji coba Derby Medan yang mempertemukan PSMS Medan versi PT LPIS dan Pro Duta di Stadion TD Pardede, Rabu (23/1) berlangsung panas. Panasnya atmosfer laga malah berujung perselisihan di lapangan. Sehingga wasit harus menghentikan pertandingan di pengujung babak I saat skor masih 1-1.

Sejak awal, pertandingan bertempo cepat itu memperagakan permainan yang menarik, keras, dan cenderung kasar. Tekanan ketat yang dilancarkan skuad besutan pelatih Abdul Rahman Gurning dibalas serangan balik.

Tensi laga meninggi menjelang akhir babak pertama. Gelandang Pro Duta, Faisal Azmi dan Gelandang PSMS, Zulkarnaen terlibat pertengkaran di lapangan usai berjibaku di udara dalam perebutan bola.

Wasit bertindak tegas dengan mengusir keduanya. Sebelumnya wing bek PSMS, Ari Yuganda lebih dulu diusir wasit karena menerima dua kali kartu kuning sebagai ganjaran atas pelanggaran keras yang dilakukannya.

Wasit yang memimpin laga, Yu Abdillah mengatakan, keputusannya menjadi langkah terbaik karena laga tidak mungkin lagi dilanjutkan dalam suasana penuh emosi. Apalagi tidak ada pengamanan yang bisa menjamin laga berlangsung aman hingga akhir.

''Ini permintaan kedua pelatih dan manajer tim. Karena pertandingan tidak mungkin lagi dilanjutkan. Apalagi tidak ada pihak keamanan dan penonton banyak,” katanya.

Sementara, Presiden Pro Dua FC, Wahyu Wahab mengatakan, laga sudah berlangsung terlampau keras dan menjurus kasar sehingga membuatnya terlampau emosional. “Kiper kami Yuda Hananta disungkit begitu . Dua gigi depannya patah. Bolanya sudah dapat kiper tapi Sakti seperti menghajarnya dengan sengaja,” katanya.

Roberto Bianchi menyesalkan laga yang menurutnya sudah menjurus kasar dan tak lagi dalam koridor sepakbola. ''Kalau untuk uji coba kami tidak lihat hasil. Tapi di uji coba tadi kami tidak bisa lihat apa-apa. Kita bisa main keras. Itu masuk dalam sepak bola. Tapi lebih menjurus kekerasan itu bukan sepak bola. Tino pemain kita sangat muda. Pertandingan ini tidak ada berguna,” katanya.

Menurut Beto, sapaan Bianchi, dirinya tidak menganjurkan skuadnya untuk bermain bola dengan kasar. “Saya tidak mau mengkritik pemain PSMS. Ada pemain yang mungkin datang dengan mental berbeda untuk friendly match. Ada yg bermain di luar batasan. Positifnya mungkin kami akan main dengan lawan seperti ini dalam kompetisi. Tapi itu resmi,” bebernya.

Abdul Rahman Gurning menyesalkan keterlibatan ofisial tim yang ikut masuk ke lapangan sehingga memperkeruh suasana. ''Dalam permainan cekcok itu biasa. Dan ada wasit yang mengawasi. Tapi tidak perlu pengurus Pro Duta ikut masuk ke lapangan. Itu kan sudah menyalahi aturan. Itu yang sangat saya sesalkan,” katanya.

 Diakui Gurning pertandingan yang berlangsung dalam tempo panas. Namun suasana menjadi tidak terkendali karena keterlibatan pengurus dan official di lapangan. ''Awalnya emosi anak-anak sudah mulai turun saat menyamakan kedudukan 1-1. Tapi saya lihat justru Pro Duta yang balik emosi. Terus terang tidak ada pelajaran yang bisa kami ambil dari pertandingan ini,” pungkasnya.

Setelah beberapa kali insiden, striker Pro Duta, Ghozali Muharram dan gelandang PSMS, Juanda Mahyadi, kembali bersitegang juga dalam perebutan bola. Puncaknya, Presiden klub Pro Duta, Wahyu Wahab masuk ke lapangan bersama ofisial Pro Duta lainnya dan menuding striker PSMS, Saktiawan Sinaga bermain kasar.

Keduanya terlibat cekcok dan saling menantang berkelahi. Pelatih Pro Duta, Roberto Bianchi juga ikut masuk ke lapangan. Namun, akhirnya, kerusuhan berhenti setelah skuad PSMS memutuskan meninggalkan stadion.

Pada pertandingan itu, Pro Duta lebih dulu memimpin lewat Rahmat Hidayat. Tertinggal satu gol PSMS coba membalas ketertinggalan. Sebuah serangan mampu diamankan kiper Pro Duta, Yuda Hananta. Namun sepatu Sakti menghantam wajah Yuda sehingga membuatnya harus ditandu keluar lapangan dan digantikan Iswahyudi.

PSMS akhirnya mampu menyamakan kedudukan lewat Zulkarnaen. Bola sepakan tumit Sakti yang tidak dapat diamankan sempurna oleh Iswahyudi disambar Zulkarnaen. Pelatih kedua tim yang bermaksud menjadikan laga ini sebagai ajang evaluasi hasil latihan juga menelan kecewa. (gn)