Pages

Jumat, 13 April 2012

Firefox VS Chrome, Pilih Mana ?

Shear Blog - Firefox dan Chrome menjadi web browser yang sama kuatnya dalam persaingan menjadi yang paling populer. Dalam statistik yang dikeluarkan W3Schools (Februari 2012), keduanya mendapat 36% suara. Firefox dan Chrome keduanya menawarkan fitur dan kelebihannya masing-masing. Faktor penting seperti kecepatan dan keamanan keduanya sepertinya juga berimbang sehingga keputusan pemilihan browser akan bergantung pada mana yang memiliki fitur yang lebih Anda butuhkan. 


Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa membantu Anda menentukan web browser mana yang akan dipakai.

Struktur Software

Firefox :
  • Bersifat open-source
  • Menggunakan Gecko browser engine
  • Tersedia untuk banyak sistem operasi, termasuk Mac OS X, Linux, Windows, Sun Solaris, Open BSD, dan Free BSD
Chrome :
  • Bersifat closed-source
  • Menggunakan Webkit browser engine 
  • Hanya tersedia untuk Linux, Windows, dan Mac, sistem operasi lainnya harus menggunakan Chromium
Keamanan

Salah satu aspek penting untuk setiap browser adalah keamanannya. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Accuvant, Chrome ternyata memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi dibandingkan Firefox dan Internet Explorer. Chrome mendapat nilai tertinggi karena memiliki sejumlah langkah keamanan yang tidak dimiliki yang lainnya.

Meskipun Firefox dan Chrome sama-sama mengimplementasikan teknik “sandboxing” untuk mengisolasi serangan berbahaya, Chrome melakukannya lebih sering dan untuk lebih banyak proses. Chrome juga menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi untuk plug-ins, dan secara otomatis akan mematikan sebuah plug-ins jika ia sudah terlalu tua.

Jika plug-ins yang Anda gunakan dinilai sudah uzur, Chrome akan mematikannya tanpa mau tahu Anda masih memerlukannya atau tidak.

Tabs

Fitur unik milik Chrome adalah dibuatkannya proses yang berbeda untuk setiap 'window' dan 'tab'. Jika Anda membuka 'tab' atau 'window' baru, Chrome akan menempatkan 'tab' atau 'window' dalam prosesnya masing-masing. Artinya, jika ada satu situs yang lambat di satu 'tab' atau 'window', ia tidak akan memperlambat proses loading di 'tab' atau 'window' lainnya.

Demikian pula, jika ada satu 'tab' yang crash, ia tidak akan membuat crash seluruh browser. Sementara itu, Firefox tetap mengelola 'tab' dan 'jendela' dalam satu kesatuan. Satu crash, crash semua.

Ditinjau dari keamanan, pemisahan proses oleh Chrome membuat browsing lebih aman secara keseluruhan. Dilihat dari sisi lain, Chrome memangsa lebih banyak memori yang tersedia. Setiap tab atau window akan tampil sebagai satu proses atau aplikasi yang terpisah yang memerlukan sumber daya sistem tersendiri.

Ekstensi

Melihat ekstensi browser yang tersedia, Firefox memiliki lebih banyak pilihan dibandingkan Chrome. Firefox juga sudah memiliki ekstensi bawaannya sendiri. Ini akan memperlambat waktu loading awal—mungkin cuma beberapa detik.

Jika Anda mencari browser dengan waktu loading awal (beberapa detik) lebih cepat, Chrome pilihannya.

Jika Anda ingin pilihan fitur tambahan yang lebih banyak, Firefox jawabannya. Saat ini, pilihan ekstensi Firefox untuk menangani keamanan jumlahnya lebih banyak dibandingkan Chrome. 

So, pilihan tetap di tangan Anda.

Sumber : Kompas tekno

Evolusi Virus Dengue Merubah Perilaku Nyamuk

Shear Blog - Virus Dengue yang menyebabkan penyakit demam berdarah ternyata telah berevolusi agar bisa menyebar lebih cepat dengan mempengaruhi perilaku nyamuk yang menjadi inangnya. Studi terbaru ini dipublikasikan di jurnal PLoS Pathogen. Nyamuk yang terinfeksi oleh virus Dengue ternyata lebih haus darah dan mampu lebih cepat menemukan sumber makanan berupa darah dibandingkan dengan yang tak terinfeksi.

Fakta tersebut ditemukan oleh tim ahli mikrobiologi molekuler dan imunologi dari John Hopkins University di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat, mereka adalah Shuzen Sim, Jose L Ramirez serta George Dimopoulos

Mereka meneliti dan membandingkan 147 gen yang aktif di kelenjar ludah nyamuk yang terinfeksi dan tidak. Mereka menemukan bahwa infeksi dengue menonaktifkan 147 gen. Hasilnya, beberapa menjadi gen imun. Virus Dengue juga mengaktifkan gen yang membantu deteksi bau dan penghisapan darah pada nyamuk, dan membuat nyamuk lebih pandai mencari mangsa dan menghisap darah dengan alat penghisapnya.

Studi pernah dilakukan sebelumnya juga mengungkap bahwa parasit malaria bisa mempengaruhi perilaku nyamuk. Anopheles yang terinfeksi terpacu untuk menyerang korban lebih banyak sehingga lebih banyak orang pula yang terserang malaria.

Terakhir, peneliti juga menemukan bahwa manusia pun memicu penyebaran virus. Ketika manusia terinfeksi, manusia berkeringat. Bau keringat menarik lebih banyak nyamuk untuk menghisap darah. Alhasil, banyak nyamuk yang berpeluang terinfeksi.  

Sumber : KOMPAS sains