AFC tak akui Kongres PSSI Djohar Arifin Husin di Palangkaraya pada 18 Maret 2012. Itu dicetuskan AFC di rapat II JC PSSI.
PSSI Djohar berkirim surat ke Federasi Sepakbola Malaysia (FAM). Isinya, beberkan klub-klub Indonesia Super League (ISL) dan Divisi Utama (DU) di bawah payung PT Liga Indonesia (LI) adalah ilegal. Alasannya, mereka sudah diganjar sanksi yang diputuskan dalam Kongres PSSI di Palangkaraya, 18 Maret 2012.
Tentu, surat yang dikirim pada 5 Oktober 2012 dan ditandatangani Sekjen PSSI Halim Mahfudz itu bikin situasi sepakbola Indonesia makin kisruh. Sebab, sebelumnya, sesuai nota kesepahaman (MoU) PSSI yang dipertegas pada rapat II Joint Committee (JC) PSSI, keberadaan ISL yang jadi agenda kompetisi PSSI La Nyalla Mattalitti sudah diakui.
Usut punya usut, ternyata dasar surat PSSI Djohar ke FAM itu tidak jelas. AFC selaku fasilitator rapat II JC PSSI tidak mengakui Kongres PSSI Djohar di Palangkaraya pada 18 Maret 2012 meski kongres itu disebut Djohar sebagai wadah jatuhkan sanksi terhadap klub-klub ISL dan DU.
"Saat Catur Agus Saptono, perwakilan PSSI Djohar dalam JC PSSI, menjelaskan tentang Kongres PSSI di Palangkaraya, pimpinan rapat yang diduduki Wakil Presiden AFC HRH Prince Abdullah Ibni Sultan Ahmad Shah, Sekjen AFC Alex Soosay, dan Ketua Komite Anggota Asosiasi serta Hubungan Internasional AFC James Johnson menyatakan Kongres PSSI itu tidak sah," beber Hinca Pandjaitan, perwakilan PSSI La Nyalla dalam JC PSSI.
Kini, makin jelas mengapa AFC lewat Soosay yang mengetahui surat PSSI Djohar ke FAM berniat mengivestigasi lebih lanjut soal surat itu. Bukan saja karena mencederai MoU PSSI dan hasil rapat II JC PSSI, tapi juga karena pelekatan status ilegal bagi klub-klub ISL dan DU tak berdasar. Sebab, Kongres PSSI di Palangkaraya yang jadi wadah mengganjar klub-klub ISL dan DU dengan sanksi itu ternyata tidak sah.
"Saya dan 3 perwakilan lain PSSI La Nyalla ada di ruang rapat itu. Dan, itulah kebenarannya," tegas Hinca.