PSIM Yogyakarta menolak Semen Padang sebagai kontestan Indonesia Super League (ISL) di bawah PT Liga Indonesia (LI). Jika Semen Padang tetap menjadi bagian ISL, PSIM mengisyaratkan pindah kamar menjadi peserta kompetisi di bawah PT LPIS.
Direktur Teknik PSIM, Dwi Irianto mengatakan, diterimanya Semen Padang mau pun Persijap Jepara ke ISL bakal melukai tim Divisi Utama LI, terutama yang sudah menembus babak delapan besar. Jika ada penambahan seharusnya diambil tim Divisi Utama dengan peringkat tertinggi diluar zona promosi.
Sehingga, tim yang lebih berhak mengisi tambahan peserta jika ISL menjadi 20, adalah PSIM sebagai juara empat Divisi Utama dan PSBK Blitar sebagai peringkat tiga terbaik delapan besar. "Jadi jelas bukan Semen Padang maupun Persijap," kata dia, Rabu (17/10/2012).
Dwi mengakui, jalan menuju ISL cukup banyak. Selain kabar merger Pelita-Arema, juga kabar bahwa satu peserta ISL mundur akibat kekurangan dana. “Tapi kalau ternyata tidak ada yang mundur dar merger gagal, masuknya kedua tim bakal menyakitikan," terang dia.
Dwi menambahkan, pihaknya masih menunggu keputusan Kongres PSSI Ancol 10 November mendatang. Kendati begitu, Dwi memastikan dirinya bakal meminta Ketua Umum PSIM untuk pindah kamar jika SP dan Persijap tetap diterima.
“PSIM ini anggota dan memiliki peluang ke ISL jika ada satu slot kosong. Tapi PT LI tidak pernah menyuruh kami bersiap secara resmi. Yang ada CEO PT LI Joko Driyono cuma membicarakan hal ini di forum tidak resmi. Kalau gini pindah saja lah ke LPIS,” tegasnya.
Joko Driyono berkilah, sebelum secara resmi memerintahkan PSIM ke ISL, PT LI harus memastikan dulu adanya satu slot kosong. Tanggal 30 Oktober mendatang PT LI bakal mengumumkan hasil verifikasi klub ISL. “Lagipula Arema-Pelita belum tentu merger,” katanya.
(wbs)